Perjalanan Misi di Sibolga
Oleh: Rode
Oleh: Rode
“Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.” (Kolose 1:29)
Watchman Nee, pemimpin gereja China, hanya punya waktu 6 jam. Ia harus membawa penjaga di depan sel penjaranya kepada Kristus, supaya surat pembangkit semangatnya untuk orang-orang Kristen di luar penjara dapat dikirim.
"Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu." (Yohanes 14:2)
MH seorang penginjil Irak, yakin upahnya di kekekalan nanti salah satunya adalah rumah di Surga. Apa yang dia tidak harapkan adalah Allah mempersiapkan dia terlebih dahulu di sebuah tempat -- di salah satu penjara terkeji milik Saddam Hussein.
"Mereka mulai mengelilingiku, memegang rambutku dan menarik-nariknya, mengelus-elus kulitku, mereka tampak begitu heran melihat aku seakan-akan aku adalah makhluk asing dari bulan."
Lottie Moon melayani sebagai misionaris selama 39 tahun di provinsi Shantung, China, tepatnya di Tungchow dan Pingtu. Sulit untuk menggambarkan keadaan di kota kecil di China pada tahun 1873, saat Lottie pertama kali menginjakkan kaki di kota itu.
Johann Gottlieb Schwarz lahir pada tanggal 21 April 1800 di Konigsbergen (Jerman Timur). Pada awal tahun 1821, ia membaca berita mengenai penginjilan Barenburg di tengah mayoritas agama lain. Berita inilah yang menimbulkan cita-cita Johann untuk terjun ke ladang penginjilan. Ia berdoa agar diberi kekuatan menggenapkan rencananya.
Sebelum ibu mereka dipenjarakan atas tuduhan penghujatan, Isha dan Isham sangat dekat dengan ibunya. Akan tetapi, sejak penahanan ibu mereka pada bulan Juni 2009, mereka hanya bertemu beberapa kali saja.
Anda pernah menonton film atau mengetahui film berjudul "Escape from Huang Zhi"? Kisah seorang reporter dari Barat yang menyelamatkan kurang lebih enam puluh anak yatim piatu di China. Dia dibantu oleh seorang Suster dan seorang yang kaya berjalan melewati medan pegunungan dan gurun untuk menyelamatkan diri dari serbuan tentara Jepang.
Bagi orang asing yang lewat, toko itu tampak seperti toko sepatu biasa yang terdapat di Inggris. Di depan toko itu tergantung sebuah papan dengan tulisan, "Jual Beli Sepatu Bekas". Orang-orang di desa Paulers Pury tahu bahwa pekerja muda di toko itu bukan seorang tukang sepatu biasa.