Bapa yang Sejati Memeliharaku
Rina (nama samaran) adalah seorang gadis yang periang. Perjalanan hidup yang penuh tantangan dan kesulitan telah membentuknya menjadi gadis yang mandiri. Rina berasal dari keluarga yang mengalami pernikahan beda agama, baik dari keluarga kakeknya (dari ibu) maupun orang tuanya. Kakeknya adalah seorang Kristen, namun neneknya berasal dari "agama lain". Mereka memiliki 3 orang anak, yang tertua adalah ibu Rina. Ibu Rina adalah wanita Kristen dan ayahnya adalah pemeluk "agama lain" yang keras dan taat. Rina memiliki seorang kakak laki-laki, Rudy (nama samaran), seorang Kristen yang setia. Usia Rudy 2 tahun lebih tua dari Rina.
Berkat dalam Sebuah Duri
Berkat dalam Sebuah Duri
Pendidikanku di Tangan Tuhan
Empat tahun yang lalu merupakan tahun terpenting bagi saya. Sebagai siswa kelas 3 sebuah SMU di Surakarta, saya harus menentukan ke mana saya akan melanjutkan studi selepas SMU.
Saya adalah anak bungsu dari empat bersaudara, hal ini membuat saya sering bersikap manja. Oleh karena itu, sejak kelas 1 SMU saya mulai bergumul agar dapat kuliah di luar kota karena ingin belajar mandiri dan lebih bergantung kepada Tuhan. Saya sadar bahwa sangat sulit untuk kuliah di luar kota, bahkan keluarga dan teman-teman meragukan saya. Namun, saya tetap yakin dan percaya, bahwa jika Tuhan berkehendak menempatkan saya di luar kota, Dialah yang akan memelihara dan menyediakan semua keperluan saya.
Tuhan Mencukupi
Pada suatu hari, ada seorang janda Muslim bermimpi tentang anak-anak kami yang sedang kelaparan. Di dalam mimpi itu, ia disuruh seorang laki-laki untuk memberikan uang 2 rupee kepada kami, padahal uang itu adalah satu-satunya kekayaan yang dimilikinya. Setelah itu ia tidak dapat tidur lagi, sehingga ia akhirnya datang kepada kami untuk memberikan uang 2 rupee itu sambil menceritakan mimpinya. Dengan penuh sukacita, kami lalu membeli makanan untuk hari itu.
Rancangan Tuhan yang Terbaik
Saya kuliah di fakultas kedokteran swasta. Puji Tuhan, karena Ia telah memimpin studi saya sehingga bisa lulus sebagai dokter lokal. Karena kuliah di fakultas kedokteran swasta, maka saya harus mengikuti ujian negara di universitas negeri, supaya saya dapat meraih gelar dokter. Waktu itu, saya mendaftar ujian negara di universitas negeri yang ada di luar kota karena antrean di sana tidak terlalu panjang. Saya tidak memikirkan sulit atau tidaknya ujian di sana, yang saya pikirkan hanyalah kuliah saya cepat selesai.
Diselamatkan dari Kriminal Hipnotis
Pada bulan Desember 1997, saya (Thomas Ciputera) berjalan kaki hendak membeli kartu ucapan Tahun Baru di daerah Pasar Baru. Tiba-tiba, seorang pria menepuk punggung saya dari belakang. Tanpa rasa curiga, saya pun menengok ke arah orang tersebut dan secara tak sengaja menatap matanya. Karena biasanya, jika seseorang di tepuk dari belakang, maka secara otomatis dia akan menatap muka orang yang menepuknya itu. Setelah menatap matanya, tiba-tiba saja saya melihat mata orang itu berubah menjadi seperti mata suatu makhluk yang menyeramkan, karena setengah bagian bola matanya berwarna putih. Mungkin sulit untuk dibayangkan secara langsung. Seketika itu juga tubuh saya menjadi lemas, sepertinya ada kekuatan yang sangat besar yang masuk ke dalam diri saya. Pikiran saya langsung menjadi kosong, hanya perasaan saja yang masih berfungsi. Saya hanya dapat berkata dalam hati, "Dalam nama Tuhan Yesus, Tuhan ... Tolonglah saya ..., Tuhan bebaskanlah saya ..., Tuhan Yesus tolonglah ...." Hanya itu yang dapat saya ucapkan di dalam hati sambil bergegas meninggalkan orang tersebut.
Lengan yang Patah
Anak perempuan kami yang berumur 7 tahun mengalami kecelakaan di sekolah, yang mengakibatkan sebuah tulang lengannya patah. Kami membawanya ke rumah sakit dan ia merasa amat sakit. Ketika tiba di ruang darurat, dokter segera menyiapkan segala sesuatu untuk menyambung tulang yang patah itu. Pada saat yang bersamaan, sebelum dokter melakukan operasi, seorang siswa sekolah lanjutan dibawa masuk ke ruang darurat karena tulang lengan yang patah ketika sedang bermain sepak bola.
"From Zero to Hero"
Profil di edisi perdana ini seorang pebisnis di bidang otomotif. Bapak dua orang anak (Imanuel Rolando dan Ayu Kristina) dan satu orang istri (Irma Saraswati) lahir di Semarang, 57 tahun yang lalu ini bernama Sutanto.
Pada tahun 2000 usaha saya yang bergerak di bidang keuangan (BPR) mengalami kejatuhan. Akibatnya, masalah-masalah besar mulai bermunculan. Dan puncaknya, banyak rekan bisnis yang meminta pertanggungjawaban saya.
Mengamen di Pinggir Jalan
Ruth, wanita berusia 38 tahun, meniti langkahnya menyusuri trotoar di sepanjang jalan di kota Jakarta. Setiap tempat ia datangi dengan penuh harap dan cemas, untuk mencari putra sulungnya yang pergi entah ke mana.
Daniel, bocah berusia 7 tahun itu, telah meninggalkannya selama 2 tahun lebih. Siang itu saat Ruth kehilangan anaknya, ketika ia tengah sibuk-sibuknya melayani para pelanggannya. Usaha "togel" yang digelutinya di daerah Cikarang, terpaksa ia lakukan untuk mencukupi kebutuhannya dan ketiga anaknya. Suami yang menjadi tumpuan harapan bagi dia dan keluarganya, telah terpikat oleh wanita lain dan tega meninggalkan istri dan anak-anaknya.