"Terima YESUS meski dianiaya"
Kesaksian ini saya tulis pada tanggal 1 November 2010 pukul 23:29.
Berbagai penderitaan mendera hidupnya. Menjadi pecandu narkoba karena terpengaruh pergaulan dunia gemerlap. Ia pernah dianiaya oleh keluarganya karena menerima Yesus. Dikirim menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia karena tidak setuju dirinya mengikut jalan keselamatan. Bahkan memaksa gadis ini menikah dengan Pria yang berbeda keyakinan supaya melupakan Yesus. Namun tidak ada satu perkara pun yang berhasil memisahkan dirinya dengan kasih Kristus.
Doa Seorang Anak Berusia Delapan Tahun
Bila memandang kesengsaraan Tuhan Yesus di atas kayu salib, dengan tubuh-Nya yang dilecuti cambuk berduri sehingga mengalir darah yang suci, betapa besar kasih-Nya buat manusia berdosa. Dengan kerelaan untuk menderita sengsara sampai mati merupakan keputusan Tuhan Yesus dalam menebus dosa dan segala penyakit kita agar kita dapat menikmati hidup dan menjadi saksi-Nya.
Selayang Pandang Publikasi Kisah
Sudah tujuh tahun lamanya Publikasi Elektronik KISAH berkiprah dalam dunia pelayanan elektronik. Sejak didirikan pada tanggal 8 Januari 2007, Publikasi Elektronik KISAH sudah menerbitkan 356 edisi hingga Desember 2013. Jumlah pelanggan Publikasi Elektronik KISAH sudah mencapai lebih dari 5000 pelanggan, dan itu tidak hanya berasal dari dalam negeri saja, tetapi ada juga yang berdomisili di luar negeri. Selama tujuh tahun berjalan, staf redaksi Publikasi Elektronik KISAH sudah beberapa kali mengalami pergantian.
Tuhan Telah Mengubahkan Hidupku
Tidak ada kata "terlambat" untuk Tuhan. Awalnya, saat saya masih sekolah, saya benar-benar merasakan bahwa hidup itu indah karena banyak teman sering bepergian bersama saya. Kami selalu menikmati waktu bersama dengan canda tawa dan kegiatan-kegiatan yang mungkin memang menghabiskan sebagian waktu saya. Saat masih SMU dan kuliah, saya sering berkumpul dengan teman-teman hingga larut malam. Saya suka bermain musik dengan teman-teman waktu itu. Meski baru belajar, saya merasa hal itu cukup berguna bagi saya.
Tuhan Tempat Perlindungan Dan Kubu Pertahananku
Saya menerima Yesus pada tahun 2007 ketika didiagnosis menderita kanker usus besar stadium 4, yang telah menyebar hingga ke paru-paru. Saya mengundang Yesus sebagai Juru Selamat saya karena saya benar-benar membutuhkan pertolongan-Nya. Sejak itu, saya menasihati teman-teman saya yang belum percaya agar tidak seperti saya, yang berpaling kepada Yesus hanya saat membutuhkan pertolongan. Jika kita memiliki Yesus di dalam hidup kita, kita akan lebih siap menghadapi semua badai kehidupan. Akan tetapi, Allah itu baik. Dia menerima kita sebagaimana adanya kita.
Dia Sungguh Nyata
Minggu, 10 Desember 2006 adalah hari yang tidak dapat saya lupakan. Pagi itu, saya terbangun pukul 06.00 dengan rasa aneh di sekitar dada yang tidak dapat dijelaskan. Dada saya terasa agak nyeri bercampur sesak, dan saya belum pernah mengalaminya sebelumnya. Saya berkeringat begitu deras, padahal ruangan kamar tidur menggunakan AC.
Jeritan kepada Yesus
Jumat pagi, 13 April 2007, seorang ibu sedang berdiri di depan rumahnya ketika terdengar suara ledakan seperti bunyi petasan. Ia menyangka bahwa itu adalah tanda akan ada hajatan di sekitar tempat tinggalnya. Tetapi, betapa terkejutnya ia ketika beberapa saat kemudian terdengar kegaduhan dan teriakan orang banyak, "Kebakaran ... kebakaran ...!" Karena penasaran, ibu ini beranjak dari depan rumahnya untuk melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi. Betapa terkejutnya ia ketika menyaksikan asap tebal sedang menyebar dan api besar menyambar-nyambar karena deretan kontrakan di sebelah rumahnya sedang terbakar.
Dipenjara Oleh Karena Firman Tuhan
Abdi terbangun dari tidurnya yang nyenyak oleh suara hentakan sepatu bot kulit di atas lantai rumahnya yang terbuat dari batu dan semen. Empat orang militan dari "agama lain" menerobos masuk ke rumah Abdi dengan menenteng senapan serbu AK-47. Terpana dan ketakutan oleh kemunculan tiba-tiba para tentara ini di rumahnya yang hanya memunyai satu bilik kamar, ketiga anak Abdi mulai menangis.
Hari itu, militan "agama lain" sedang melakukan penggeledahan acak atas rumah-rumah penduduk di lingkungan rumah Abdi yang merupakan bagian dari Somalia, yang dikuasai oleh kelompok teroris. Orang-orang militan bersenjata ini menodongkan senjatanya di kepala Abdi dan menanyakan apa pekerjaannya dan di mana ia bekerja. Lalu, mereka mencengkeram lehernya dan melemparnya ke luar rumah.
Cara-Nya Berbeda
Oleh: Hendro Saputro
Pukul 07.00, saya sudah di bandara Adisucipto, Yogyakarta, bersiap berangkat ke Sydney, Australia, via Jakarta. Ini perjalanan kedua saya ke sana, untuk menghadiri sebuah konferensi internasional. Semua perlengkapan sudah siap kecuali tiket Jakarta-Sydney yang memang tidak ada di tangan karena pemesanan tiket melalui e-ticket. "Temui petugas di service counter bandara, tunjukkan paspor, dan semuanya akan beres karena pemesanan e-ticket sudah diurus." Saya ingat pesan Paul, sponsor saya waktu itu. "Jangan lupa, pesawat berangkat pukul 13.00 dari Jakarta!"