Keterbukaan Adalah Awal dari Pemulihan

Oleh: Kezia

Tahun 2019 adalah tahun yang paling berkesan untuk saya. Pada tahun tersebut, Tuhan mengubah hidup saya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Saya dibesarkan dalam keluarga Kristen, papa saya seorang pendeta dan mama juga seorang pelayan di gereja. Namun, hal itu tidak membuat kehidupan saya menjadi bahagia. Banyak larangan yang harus saya patuhi, banyak juga ekspektasi dari jemaat yang harus saya bawa dalam hidup saya. Masa yang seharusnya bisa saya nikmati untuk main keluar bersama teman-teman, justru saya pakai di gereja.

Banyaknya tekanan dari orang tua dan berbagai pihak membuat saya mulai memberontak dan jauh dari Tuhan. Pada April, saya mulai sering bolos ke gereja, tidak aktif dalam pelayanan, dan lebih mementingkan urusan kesenangan pribadi ketimbang Tuhan. Saya mulai sering pulang malam dan menutup diri dengan Tuhan maupun orang tua. Semakin hari kehidupan saya semakin tidak jelas, bahkan nilai-nilai saya di sekolah pun menjadi turun. Ternyata, jauh dari Tuhan tidak membuat kehidupan saya menjadi lebih tenang, malah satu per satu masalah mulai berdatangan.

Menjauhkan diri dari Tuhan ketika mengalami masalah bukanlah pilihan yang tepat.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Pada September, banyak masalah mulai berdatangan, baik dari keluarga, pertemanan, maupun gereja. Banyak jemaat yang menuntut saya untuk hidup seperti orang tua saya. Hal itu bukannya membuat saya menjadi sadar, malahan membuat saya semakin malas ke gereja dan membangun persekutuan yang baik lagi dengan Tuhan. Pada Oktober, saya menghadiri persekutuan doa untuk anak muda di salah satu gereja dekat rumah saya. Saya mengikuti doa tersebut karena paksaan dari orang tua saya.

Dalam acara tersebut, banyak membahas tentang kehidupan anak muda yang jauh dari Tuhan. Pendeta di sana berkata, "Menjauh dari Tuhan itu bukanlah solusi yang tepat untuk menenangkan diri. Menjauh dari Tuhan malah membuat hidup kita menjadi kacau. Dalam hal ini, jangan sampai kita menutupi masalah yang satu dengan masalah yang baru." Saya merasa sedikit tersindir di sini, saya memang merasa bahwa apa yang saya lakukan ini salah. Saya juga merasa jauh dari Tuhan bukanlah solusi yang tepat untuk semua masalah saya. Pada malam itu, saya memutuskan untuk kembali membangun hubungan yang baik dengan Tuhan. Saya mulai aktif dalam berbagai pelayanan di gereja, bahkan saya menjadi pengurus youth di gereja tersebut, tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama.

Pada Desember, satu per satu masalah mulai datang. Masalah pertama datang dari keluarga, hubungan dengan orang tua yang semakin jauh karena perbedaan pandangan tentang pelayanan. Kemudian, muncul masalah baru dari gereja yang disebabkan oleh bayaknya anak muda di gereja yang mulai meninggalkan Tuhan. Belum lagi banyaknya omongan yang kurang enak dari jemaat di gereja terkait orang tua saya karena saya beda gereja dengan orang tua saya. Di situ, saya mulai stres, emosi saya menjadi tidak stabil karena banyaknya tekanan yang saya terima dari orang-orang.

perubahan

Saya kabur dari rumah, bahkan saya berpikiran untuk melakukan bunuh diri. Untungnya, pada saat itu, percobaan bunuh diri saya digagalkan oleh teman saya. Saya juga memiliki pemikiran untuk pindah agama. Pada 28 Desember, saat saya sedang berdoa dan menangis, tiba-tiba ada suara yang sangat pelan, dan dia berkata, "Aku ada di sini, Aku ada di dekatmu, kamu tidak sendiri. Datanglah, Aku menunggu kamu." Saya tidak melihat itu siapa, tetapi saya yakin itu Tuhan. Dari situ, saya memiliki komitmen untuk bertobat, dan kembali membangun persekutuan yang baik dengan Tuhan.

Saya sadar bahwa saya berharga. Seburuk apa pun saya, sejelek apa pun yang saya lakukan, bahkan sejauh apa pun saya menjauh dari Tuhan, Dia tetap mengasihi saya. Tuhan tidak pernah melupakan saya, bahkan meninggalkan saya. Menjauhkan diri dari Tuhan ketika mengalami masalah bukanlah pilihan yang tepat. Seharusnya, ketika kita memiliki masalah, kita harus mendekat kepada Tuhan. Sebab, Tuhan itu sanggup membawa kita keluar dari masalah tersebut. Jangan pernah berpikir kalau kita tidak layak karena telah melakukan kesalahan yang membuat kita jauh dari Tuhan. Sebaliknya, mendekatlah kepada Tuhan, maka Tuhan akan memulihkan keadaan kita menjadi lebih baik. Tuhan Yesus memberkati.

Tinggalkan Komentar