Mukjizat dari Kuasa Doa
"Aku mengatakan kepada semua orang bahwa Tuhan tidak akan membiarkan ayahku meninggal!"
Pada pagi hari, tanggal 27 April 2003, istri saya bangun untuk berangkat kerja sekitar jam 5 pagi. Dia berpaling melihat ke arah saya karena dia pikir saya "bernapas dengan aneh". Setelah diperiksa lebih dekat, saya dalam keadaan -- oleh para dokter disebut sebagai aspirasi -- pingsan, berkeringat deras, dan tidak responsif. Istri saya menelepon 911, dan tiga kendaraan darurat dan dua mobil polisi ada di rumah kami dalam hitungan menit.
Iman yang Mengalahkan Ketakutan
"Sheila, apa itu?" Dokter saya bertanya
Saya tidak begitu yakin untuk menjawabnya.
"Kapan pemeriksaan sinar Ray ini dilakukan?"
Dokter Di Atas Segala Dokter
Tanggal 22 Agustus 2007, hari Kamis, saya masih mengikuti kebaktian warga senior, membacakan pengumuman di mimbar, ikut paduan suara Hana Simeon, dan melayani perjamuan suci pada kebaktian itu. Tidak ada yang aneh pada tubuh saya. Bahkan, pukul 13.30 WIB saya masih mengantar istri ke Gawok. Sepulang dari Gawok, yaitu pukul 15.30 WIB, ketika saya ke kamar kecil untuk buang air, saya kaget sekali karena air seni saya bercampur darah segar. Saya tiduran sebentar karena pukul 18.00 WIB saya harus ikut latihan paduan suara Gloria. Namun, sebelum latihan selesai, saya merasa badan saya tidak enak, jadi saya pulang terlebih dahulu.
Pertolongan Tuhan Tidak Pernah Terlambat
Pada Desember 2006, saya mengalami keguguran ketika kehamilan saya memasuki usia 4 bulan. Itu adalah kehamilan kedua saya. Setelah selang waktu 7 bulan, saya dinyatakan positif hamil lagi oleh dokter. Perasaan sukacita, khawatir, dan takut, bercampur jadi satu dalam hati saya.
Mengudara Bersama Tuhan
Pilot merupakan pekerjaan dengan tingkat risiko paling tinggi. Namun, bagi Mulatua Hasiholan Limbong, itu merupakan tantangan yang menyenangkan. Dengan modal percaya kepada Tuhan dan dukungan keluarga, ia mantap berkarier sebagai pilot meski tuntutan pekerjaannya sering kali mengharuskan dia jauh dari keluarga.
Jatuh, Namun Tidak Tergeletak
Saya ingin membagikan cinta kasih Kristus dan pertolongan Kristus kepada saudara-saudara terkasih.
Dalam Nama Tuhan Yesus Ada Kesembuhan
Saya menghubungi Ibu Ira Koeswandi, tetapi nadanya sibuk terus. Jadi, saya putuskan untuk mengirimkan lembaran pengisian naskah buku ini kepadanya. Sore harinya, saya mendapat sms bahwa Ibu Ira dengan senang hati akan ikut ambil bagian dalam menuliskan kesaksian hidupnya.
Aku Dipulihkan
Hari itu, tanggal 3 Juli 1996, di rumah saya di Taman Meruya. Sama seperti pagi-pagi lainnya, Evelyn, istri saya, seharusnya sudah pergi mengantar anak-anak ke sekolah dan saya bersiap-siap berangkat ke kantor. Namun, pagi itu dia dan anak-anak pergi ke salon. "Mau potong rambut," katanya. Hanya pembantu kami yang tinggal di rumah dengan pekerjaan rutinnya.
Tiada Yang Mustahil Bagi Allah
Saya memiliki penyakit ginjal yang sangat kronis, yang sudah saya alami selama 25 tahun sejak tahun 1971. Selama itu, saya sudah banyak berobat dari satu dokter spesialis ke dokter spesialis lain untuk proses penyembuhan. Dokter menyatakan bahwa satu-satunya jalan untuk pemulihan adalah dengan operasi. Pada tahun 1974, tepatnya tanggal 19 Desember 1974, saya menjalani operasi ginjal yang pertama. Itu merupakan penderitaan yang luar biasa, sampai-sampai saya berharap Tuhan memanggil saya saja. Namun, Tuhan belum menghendaki hal itu.
Penolongku Yang Sungguh
Awalnya, tidak ada sakit yang saya rasakan, hanya kebiasaan bersendawa. Dokter pun hanya memberikan resep obat maag biasa dan segera sembuh. Namun, sebulan berikutnya muncul lagi, begitu seterusnya. Diagnosis dokter mengatakan bahwa lambung saya terlalu banyak menghasilkan gas, dikatakan hal itu bukan suatu masalah dan tidak membahayakan.